Senin, 13 Juli 2015

Rabu, 13 Mei 2015

BUDIDAYA JAHE…KEUNTUNGAN BUKAN SEPELE


Memilih tanaman budidaya yang tepat  memang sangat berpengaruh pada hasil dan keuntungan yang akan didapat, namun jika terlalu lama memilih tanaman yang tepat maka keuntungan yang diharap akan terlewat karena musim, dan harga biasanya berkaitan, dimana musim yang kurang mendukung harga komoditi tertentu mencapai harga tertinggi, dan sebaliknya saat musim baik dan banyak orang berbudidaya  biasanya hargapun juga turun  hal ini sesuai dengan hukum ekonomi. 
Kita tentukan saja  pilihan kita kali ini pada tanaman budidaya Jahe Gajah.  Tanaman ini tak terlalu sulit  dalam berbudidayanya .Cukup di sela-sela  tanaman pokok (sengon, kopi, atau tanaman buah-buahan ). Sebagai pertimbangan nilai  ekonomi  1 tunas bibit Jahe seharga  Rp. 350,- dalam waktu 7-8 bulan bisa berkembang menjadi 1 kg dengan harga (±  Rp5.000 – 10.000), Jika kita tanam di lahan sebagai tanaman sela (tumpang sari) maka itulah keuntungan potensi yang bisa kita dapatkan. 
Pengalaman Bp. Harmanto di Dsn Sikapat, Besuki , Wadaslintang , Temanggung, Jawa Tengah   mendapatkan tambahan hasil  diantara lahan karet eks tanaman Kakaonya berkisar   antara 4 Juta rupiah. Dengan perawatan sangat sederhana yakni  NPK + Supernasa + Supernasa Granule  yang dikocorkan dibibit yang ditanam di luasan lahan ±1000 meter / 1700 titik )  masing-masing  2 gelas per  titik tanam  setiap 2 minggu sekali selama masa pertumbuhan  kurang lebih 3 bulan. Dengan rincian pembelian bibit  Rp. 500.000,- dan biaya pupuk Rp. 500.000,- beliau mendapat  tambahan keuntungan bersih Rp. 4 juta….itupun saat harga jahe pada titik terendah saat itu yaitu Rp. 5.000/kg. 
Dan seandainya semua  mau bergerak  memanfaatkan tanah kosong , di pot-pot, polibag, atau pekarangan kita yang tersisa ,meskipun tak begitu luas seperti program pemerintah ‘Apotik Hidup’ beberapa tahun lalu, maka  kampung tempat kita tinggalpun akan mampu swasembada Jahe. Bagaimana..Siap Menerima Tantangan?!!

Minggu, 10 Mei 2015

BETERNAK PUYUH DENGAN ORGANIK NASA


I. Pendahuluan
        Peternakan puyuh secara umum  di Indonesia masih berskala kecil sehingga perlu diusahakan secara komersial dan intensif. Hal ini diperlukan karena adanya pertambahan penduduk yang terus meningkat, disertai dengan ketertarikan terhadap telur puyuh yang lebih murah dan tinggi protein dan semakin meningkatnya daya beli masyarakat. Kebutuhan telur puyuh selama ini belum mencukupi permintaan pasar, baik dalam bentuk telur segar, telur olahan dan telur tetas. Oleh karena itu PT. NATURAL NUSANTARA  dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan) berupaya membantu budidaya puyuh dengan sasaran peningkatan kualitas dan kuantitas telur dan daging.

II. Produktivitas Puyuh
Potensi puyuh sangat bagus untuk dikembangkan. Puyuh pada umur 41 hari sudah mulai bertelur, dibandingkan dengan ayam ras yang membutuhkan waktu 6 bulan untuk mulai bertelur. Harga telur puyuh per kilogram rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan telur ayam ras. Produksi telur puyuh per tahun mencapai 300 butir per ekor, dibandingkan ayam kampong yang hanya 150 butir per ekor per tahun. Berat telur puyuh rata-rata 10 gram.

III. Memperoleh Anak Puyuh (DOQ)
  1. Membeli DOQ dari pembibit
  2. Membeli telur puyuh tetas dan menetaskan sendiri
  3. Memelihara bibit puyuh

IV. Tata Laksana Pemeliharaan
4.1 Perkandangan
      Puyuh adalah hewan yang sangat peka terhadap suara, sehingga kebisingan dan suara hiruk pikuk yang terjadi di lingkungan sekitarnya menyebabkan puyuh mudah stres. Sehingga dapat menyebabkan penurunan produksi. Kandang sebaiknya jauh dari lokasi pemukiman penduduk. Kandang menghadap ke timur untuk memberikan kesempatan sinar matahari pagi masuk kedalamnya, sehingga ruangan kandang menjadi sehat dan cukup terang serta dapat membunuh kuman penyebab penyakit. Atap kandang tidak dibuat dari seng karena dapat menimbulkan kebisingan. Secara umum, ukuran kandang koloni bgi puyuh berukuran 1 x 1 m, dengan tinggi sekitar 30-35 cm. Untuk memudahkan pengambilan telur, sebaiknya lantai kandang dibuat agak miring sekitar 10 atau 20 derajat. Kandang koloni dapat dibuat bertingkat 3-5 tingkat. Di bawah alas kandang koloni yang berada di bagian atas sebaiknya ditempatkan penampung kotoran agar tidak mengotori kandang koloni dibawahnya.

Alas kandang dapat menggunakan sekam atau ampas gergajian, untuk menghindari terperosoknya kaki-kaki puyuh, selain itu sebagai sumber vitamin B12 yang berguna bagi tubuh puyuh. Untuk kepadatan kandang puyuh yang sudah bertelur adalah sekitar 50 ekor/m2.  Kandang harus dibersihkan setiap hari. Untuk mengurangi bau kotoran yang timbul, dapat diberikan ekstrak jahe dan kunyit yang dicampur pada pakan.   
4.2 Pakan
Kebutuhan jumlah pakan rata-rata bagi puyuh sebagai berikut :
Umur Puyuh
Kebutuhan Jumlah Pakan (gram/hari)
0 – 10 hari
11 – 20 hari
21 – 30 hari
31 – 40 hari
41 hari sampai afkir
2 – 3
4 – 5
8 – 10
12 – 15
17 - 20
Pakan puyuh dapat menggunakan pakan pabrik atau meramu sendiri, ada beberapa peternak juga yang mencampur pakan pabrik dengan bahan baku lokal untuk mengurangi biaya pakan, seperti dedak padi, tepung jagung dan bungkil kedelai.. Kebutuhan kadar protein untuk DOQ mencapai 25%, puyuh grower 20-22% dan untuk puyuh layer 18-20%. Ada kalanya jatah pakan sudah habis, tetapi puyuh masih berkeinginan untuk makan, biasanya pada malam hari, maka penambahan pakan di luar jatah masih dapat ditoleransi sampai 10%. Pemberian diatas itu sudah tidak ekonomis. Selain pakan-pakan diatas, puyuh masih membutuhkan pakan tambahan yang mengandung gizi/nutrisi ternak lengkap yang belum terdapat pada pakan-pakan diatas untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan produksi telurnya.  Sehingga tujuan atau target dari budidaya puyuh yaitu memiliki produksi telur yang  optimal dan sehat dapat tercapai. Sebagai pakan tambahan/pelengkap maka PT. NATURAL NUSANTARA mengeluarkan suplemen khusus ternak yaitu VITERNA Plus dan POC NASA. Produk-produk ini menggunakan teknologi asam amino, mineral dan vitamin yang diciptakan dengan pendekatan fisiologis tubuh puyuh yaitu dengan meneliti berbagai nutrisi yang dibutuhkan puyuh.

       VITERNA Plus dan POC NASA mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan itik petelur, yaitu :
  • Asam-asam amino esensial, yaitu Arginin, Hiistidin, Leusin, Isoleusin dan lain-lain sebagai penyusun protein tubuh, pembentuk sel dan organ tubuh.
  • Vitamin lengkap yang berfungsi untuk berlangsungnya proses fisiologis tubuh yang normal dan meningkatkan ketahanan tubuh itik petelur dari serangan penyakit.
  • Mineral-mineral lengkap yaitu N, P, K,  Ca, mg , Cl dan lain-lain sebagai penyusun tulang, darah dan berperan dalam sintesis enzim untuk memperlancar proses metabolisme  dalam tubuh.

Cara penggunaannya adalah dengan mencampur/mengoplos VITERNA Plus dan POC NASA menjadi satu botol terlebih dahulu, kemudian. dicampurkan pada air minum dengan dosis : 1 tutup botol campuran VITERNA Plus dan POC NASA untuk sekitar 10 liter air minum, diberikan 3 hari sekali, terutama pada pagi hari. Air minum diberikan tidak terbatas, jika sudah habis harus diisi kembali. Gunakan air yang bersih, bebas dari logam dan mikroorganisme. Tempat penampungan air pun tidak terbuat dari bahan yang mudah berkarat.
 
V. Pengendalian Penyakit
      Tindakan pertama yang dilakukan pada usaha pemeliharaan puyuh  adalah melakukan pencegahan terjangkitnya penyakit pada ternak. Beberapa langkah pencegahan adalah sebagai berikut :
  • Lahan yang digunakan untuk memelihara puyuh harus bebas dari penyakit menular.
  • Menjaga sanitasi kandang. Apabila digunakan kandang bekas puyuh yang telah terserang penyakit, kandang cukup dicucihamakan dengan disinfektan, kemudian dibiarkan beberapa saat. Apabila kandang tersebut bekas puyuh sehat cukup dicuci dengan air biasa.
  • Melakukan vaksinasi. Vaksinasi bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh puyuh dari penyakit, terutama virus. Vaksinasi yang perlu diberikan adalah vaksin ND. Vaksinasi ND diberikan pada umur 2 hari, 15 hari, 30 hari, dan kemudian diulang setiap 2 bulan sekali dengan dosis separuh dari dosis ayam ras.
  • Mengadakan isolasi. Penyemprotan disinfektan terhadap kendaraan, barang, atau orang yang masuk kandang atau lokasi kandang. Pergantian petugas kandang selama masa produksi sebaiknya tidak dilakukan. Pengambilan telur sebaiknya hanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada pagi hari (pukul 07.00 – 08.00) dan pada sore hari (pukul 15.00-16.00).

Beberapa penyakit yang dapat menyerang puyuh adalah: 1) Penyakit ND. Belum ada obatnya, gejala  : gangguan pernafasan, bersin, ngorok, batuk dan sukar bernafas, sayap terkuali, kaki lumpuh, kotoran bewarna hijau bias disertai darah. Langkah yang paling baik adalah dengan melakukan vaksinasi ND secara teratur. 2) Penyakit Bakterial (Salmonellosis, cholera, keracunan, kaki bengkak, Pasteurellosis, Corryza/pilek, Ngorok, Coccidiosis,) Salmonellosis ditandai dengan kotoran puyuh encer dan bewarna hijau keputihan, nafas tersengal-sengal, bulu kusam Dan sayap terkulai. Pengobatan dapart diberikan obat yang mengandung antibiotika Sulfaquinoxaline dan Furasolidane.  Furasolidane dicampurkan pada pakan, sedangkan Sulfaquinoxaline dicampur pada air minum, Cholera ditandai dengan kotorannya hijau kekuningan, pengobatan dengan menyuntikan penicilin pada urat daging dada. Pasteurellosis ditandai dengan kotoran bewarna kehijauan, gangguan pada mata, pernafasan tersumbat, batuk-batuk, pengobatan dengan memberikan obat antibiotika Penicillin, Amoxicillin. Corryza ditandai dengan hidung berlendir atau pilek pada puyuh, Pengobatan dengan memberikan obat antibiotika Streptomicin. Coccidosis ditandai dengan tubuh lemah, kotoran cair dan sering bercampur darah. Pengobatan dengan memberikan obat antibiotika Sulafaquixalibn atau tetra sulfa.  Ngorok dapat diobati dengan memberikan obat antibiotika Spiramycin  ; 3) Penyakit Aspergillosis, disebabkan olah jamur. Terjadi gangguan pernafasan dan puyuh  selalu mengantuk. Obat-obatan dapat diperoleh di toko obat hewan terdekat
Hal penting dalam pengendalian penyakit adalah meningkatkan kesehatan ternak dan kebersihan kandang dan lingkungan sekitarnya serta monitoring/pengamatan yang kontinyu pada ternak sehingga apabila terdapat gejala penyakit, segera dapat diketahui jenis penyakit tersebut dan cara pencegahan dan pengobatannya.

Sabtu, 14 Maret 2015

Jual Beli Daun Sirsat

Kami CV.  Bintang Khotamaini menawarkan kerjasama kepada anda yang serius dalam membangun usaha.
Kami menediakan Daun sir sat kering dengan kualitas bagus, warna tetap hijau, mengkilap, bebas jamur dan dijamin Asli.

Untuk pengambilan minimal 2 kwintal dengan harga Rp. 25.000/kg

Yang berminat hubungi 085236677855
atau E-mail : yaffamily@gmail.com

Minggu, 08 Februari 2015

Teknik Budidaya Tanaman Jahe dengan Teknologi NASA



Jahe (Zingiber officinale) berasal dari Asia Pasifik,tanaman jahe termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae) dan sefamili dengan tanaman kunyit, kencur, temu lawak, dan lengkuas. Apalagi dengan penggunaan Pupuk Organik Nasa dari awal olah tanah sampai panen jahe. Pupuk Organik Nasa juga telah terbukti sama petani jahe bahwa mampu membantu dalam penggemburan tanah. Saat ini jahe telah menjadi salah satu komoditas ekspor dengan harga dan permintaan yang cukup tinggi.
Jenis-jenis Tanaman Jahe
Berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya, jahe terbagi menjadi 3 varietas, yaitu:
  • Jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum).
  1. Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe putih kecil, dengan diameter 42 s/d 43 mm, tinggi 52 s/d 104 mm, dan panjang 123 s/d 126 mm.
  2. Sama seperti jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki kandungan minyak atsiri 2,58 s/d 3,9%, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan.
  • Jahe putih/kuning besar (Zingiber officinale var. officinarum) atau disebut juga jahe gajah atau jahe badak.
  1. Rimpangnya lebih besar dan gemuk dengan diameter 48 s/d 85 mm, tinggi 62 s/d 113 mm, dan panjang 158 s/d 327 mm.
  2. Ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya.
  3. Jenis jahe ini biasa dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar maupun jahe olahan. Minyak astiri di dalam rimpang 0,82 – 2,8%.
  • Jahe putih/kuning kecil (Zingiber officinale var. amarum) atau disebut juga jahe sunti atau jahe emprit.
  1. Ruasnya kecil, diameter 32,7 s/d 40 mm, tinggi 63,8 s/d 111 mm, panjang 61 s/d 317 mm, agak rata sampai agak sedikit menggembung.
  2. Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua.
  3. Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah (1,50 s/d 3,5 %), sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi.
  4. Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya.
 Syarat Tumbuh Tanaman Jahe
  • Iklim
  1. Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi, yaitu antara 2.500-4.000 mm/tahun.
  2. Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman jahe memerlukan sinar matahari. Dengan kata lain penanaman jahe dilakukan di tempat yang terbuka sehingga mendapat sinar matahari sepanjang hari dengan intensitas cahaya matahari 70 – 100% atau agak ternaungi sampai terbuka.
  3. Suhu udara optimum untuk budidaya tanaman jahe antara 20-35 oC.
  • Ketinggian Tempat
  1. Jahe tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0-2.000 m dpl.
  2. Di Indonesia pada umumnya ditanam pada ketinggian 200 – 900 m dpl.
  • Media Tanam
  1. Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah yang subur, gembur dan banyak mengandung humus.
  2. Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat berpasir dan tanah laterik.
  3. Pada lahan dengan kemiringan > 3% dianjurkan untuk dilakukan pembuatan teras, teras bangku sangat dianjurkan bila kemiringan lereng cukup curam. Hal ini untuk menghindari terjadinya pencucian lahan yang mengakibatkan tanah menjadi tidak subur, dan benih jahe hanyut terbawa arus.
  4. Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH) sekitar 4,3-7,4. Tetapi keasaman tanah (pH) optimum untuk jahe gajah adalah 6,8-7,0.
Budidaya Tanaman Jahe
A. Pembibitan
  • Persyaratan Bibit Jahe
  1. Bibit berkualitas adalah bibit yang memenuhi syarat mutu genetik, mutu fisiologik (persentase tumbuh yang tinggi), dan mutu fisik. Yang dimaksud dengan mutu fisik adalah bibit yang bebas hama dan penyakit.
  2. Bahan bibit diambil langsung dari kebun (bukan dari pasar).
  3. Dipilih bahan bibit dari tanaman yang sudah tua (berumur 9-10 bulan).
  4. Dipilih pula dari tanaman yang sehat dan kulit rimpang tidak terluka atau lecet.
  • Teknik Penyemaian Bibit Jahe
  1. Untuk pertumbuhan tanaman yang serentak atau seragam.
  2. Bibit jangan langsung ditanam sebaiknya terlebih dahulu dikecambahkan.
  3. Penyemaian bibit dapat dilakukan dengan bedengan atau dengan.
Adapun teknik penyemaian sbb :
  1. Penyemaian pada peti kayu
  • Rimpang jahe yang baru dipanen dijemur sementara (tidak sampai kering), kemudian disimpan sekitar 1-1,5 bulan.
  • Patahkan rimpang tersebut dengan tangan dimana setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan dijemur ulang 1/2-1 hari.
  • Selanjutnya potongan bakal bibit tersebut dikemas ke dalam karung beranyaman jarang, lalu dicelupkan dalam larutan fungisida dan zat pengatur tumbuh sekitar 1 menit kemudian keringkan.
  • Setelah itu dimasukkan kedalam peti kayu.
  • Lakukan cara penyemaian dengan peti kayu sebagai berikut : pada bagian dasar peti kayu diletakkan bakal bibit selapis, kemudian di atasnya diberi abu gosok atau sekam padi, demikian seterusnya sehingga yang paling atas adalah abu gosok atau sekam padi tersebut. Setelah 2-4 minggu lagi, bibit jahe tersebut sudah disemai.
       2.   Penyemaian pada bedengan
  • Buat rumah penyemaian sederhana ukuran 10 x 8 m untuk menanam bibit 1 ton (kebutuhan jahe gajah seluas 1 ha).
  • Di dalam rumah penyemaian tersebut dibuat bedengan dari tumpukan jerami setebal 10 cm.
  • Rimpang bakal bibit disusun pada bedengan jerami lalu ditutup jerami, dan di atasnya diberi rimpang lalu diberi jerami pula, demikian seterusnya, sehingga didapatkan 4 susunan lapis rimpang dengan bagian atas berupa jerami.
  • Perawatan bibit pada bedengan dapat dilakukan dengan penyiraman setiap hari dan sesekali disemprot dengan fungisida. Setelah 2 minggu, biasanya rimpang sudah bertunas.
  • Bila bibit bertunas dipilih agar tidak terbawa bibit berkualitas rendah.
  • Bibit hasil seleksi itu dipatah-patahkan dengan tangan dan setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan beratnya 40-60 gram.
B. Pengolahan Tanah
  • Pembukaan Lahan
  1. Tanah diolah sedemikian rupa agar gembur dan dibersihkan dari gulma. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara menggarpu dan mencangkul tanah sedalam 30 cm, dibersihkan dari ranting-ranting dan sisa-sisa tanaman yang sukar lapuk.
  2. Setelah itu tanah dibiarkan 2-4 minggu agar gas-gas beracun menguap serta bibit penyakit dan hama akan mati terkena sinar matahari.
  3. Apabila pada pengolahan tanah pertama dirasakan belum juga gembur, maka dapat dilakukan pengolahan tanah yang kedua sekitar 2-3 minggu sebelum tanam dan sekaligus diberikan pupuk kandang dengan dosis 1.500-2.500 kg.
  • Pembentukan Bedengan
Pada daerah-daerah yang kondisi air tanahnya jelek dan sekaligus untuk encegah terjadinya genangan air, sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan dengan ukuran tinggi 20-30 cm, lebar 80-100 cm, sedangkan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan.
  • Pengapuran
  1. Pada tanah dengan pH rendah, sebagian besar unsur-unsur hara didalamnya, Terutama fosfor (p) dan calcium (Ca) dalam keadaan tidak tersedia atau sulit diserap.
  2. Kondisi tanah yang masam ini dapat menjadi media perkembangan beberapa cendawan penyebab penyakit fusarium sp dan pythium sp.
  3. Pengapuran juga berfungsi menambah unsur kalium yang sangat diperlukan tanaman untuk mengeraskan bagian tanaman yang berkayu, merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mempertebal dinding sel buah dan merangsang pembentukan biji.
  4. Tanah yang memiliki derajat keasaman < 4 (paling asam) dibutuhkan dolomit minimal sebanyak 10 ton/ha. Sedangkan tanah yang memiliki derajat keasaman 5 (asam) dibutuhkan dolomit 5.5 ton/ha; serta yang memiliki derajat keasaman 6 (agak asam) dibutuhkan dolomit 0.8 ton/ha.
C. Penanaman Jahe
  • Pada bedengan dibuat lubang-lubang kecil atau alur sedalam 5 – 7 cm. Bibit jahe ditanam pada lubang-lubang tersebut dengan tunas menghadap ke atas, jangan terbalik, karena dapat menghambat pertumbuhan. Jarak tanam yang digunakan untuk penanaman jahe putih besar yang dipanen tua adalah 80 cm x 40 cm atau 60 cm x 40 cm, jahe putih kecil dan jahe merah 60 cm x 40 cm. Penanaman jahe sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan.
D. Pemeliharaan Tanaman
  1. Penyiangan gulma
  • Penyiangan pertama dilakukan ketika tanaman jahe berumur 2-4 minggu kemudian dilanjutkan 3-6 minggu sekali. Tergantung pada kondisi tanaman pengganggu yang tumbuh. Namun setelah jahe berumur 6-7 bulan, sebaiknya tidak perlu dilakukan penyiangan lagi, sebab pada umur tersebut rimpangnya mulai besar.
      2.  Penyulaman
  • Menyulam tanaman yang tidak tumbuh dilakukan pada umur 1 – 1,5 bulan setelah tanam dengan memakai benih cadangan yang sudah diseleksi dan disemaikan.
      3.   Pembumbunan
  • Tanaman jahe memerlukan tanah yang peredaran udara dan air dapat berjalan dengan baik, maka tanah harus digemburkan.
  • Disamping itu tujuan pembubunan untuk menimbun rimpang jahe yang kadang-kadang muncul ke atas permukaan tanah.
  • Apabila tanaman jahe masih muda, cukup tanah dicangkul tipis di sekeliling rumpun dengan jarak kurang lebih 30 cm.
  • Pada bulan berikutnya dapat diperdalam dan diperlebar setiap kali pembubunan akan berbentuk gubidan dan sekaligus terbentuk sistem pengairan yang berfungsi untuk menyalurkan kelebihan air.
  • Pertama kali dilakukan pembumbunan pada waktu tanaman jahe berbentuk rumpun yang terdiri atas 3-4 batang semu, umumnya pembubunan dilakukan 2-3 kali selama umur tanaman jahe. Namun tergantung kepada kondisi tanah dan banyaknya hujan.
      4.   Pengendalian organisme pengganggu tanaman
  • Pengendalian hama penyakit dilakukan sesuai dengan keperluan.
  • Penyakit utama pada jahe adalah busuk rimpang yang disebabkan oleh serangan bakteri layu (Ralstonia solanacearum).
  • Penggunaan Produk Nasa yang berupa Natural Glio + pupuk kandang yang mana telah terbukti mampu mengurahi serangan hama layu pada tanaman jahe.
  • Hama yang cukup signifikan adalah lalat rimpang Mimergralla coeruleifrons (Diptera, Micropezidae) dan Eumerus figurans (Diptera, Syrpidae), kutu perisai (Aspidiella hartii) yang menyerang rimpang mulai dari pertanaman dan menyebabkan penampilan rimpang kurang baik serta bercak daun yang disebabkanoleh cendawan (Phyllosticta sp.).
  • Serangan penyakit ini apabila terjadi pada tanaman muda (sebelum 6 bulan) akan menyebabkan penurunan produksi yang cukup signifikan. Tindakan mencegah perluasan penyakit ini dengan menyemprotkan fungisida segera setelah terlihat ada serangan (diulang setiap minggu sekali), sanitasi tanaman sakit, inspeksi secara rutin.
  • Serangan hama dapat di tekan dengan olah tanah yang baik yaitu dengan penggunaan pupuk makro + mikro yang berimbang. Dengan pemakaian pupuk organik nasa yang berupa Poc Nasa + super Nasa + Hormonik dengan di campurkan 5o% pupuk kimia yang biasa petani pakai.
  • Serta Penggunaan pestisida organik nasa yang berupa pestona, Natural Glio,BVR dll,yang telah terbukti bagi npara petani jahe mampu menekan angka serangan hama pada tanaman jahe mereka.

       5.    Pemupukan
  • Selain pupuk dasar (pada awal penanaman), tanaman jahe perlu diberi pupuk susulan kedua (pada saat tanaman berumur 2-4 bulan).
  • Pupuk  yang digunakan adalah pupuk organik nasa yang berupa Poc Nasa + super Nasa + Hormonik dengan di campurkan 5o% pupuk kimia yang biasa petani pakai.
E. Panen
  • Pemanenan dilakukan tergantung dari penggunaan jahe itu sendiri.
  • Bila kebutuhan untuk bumbu penyedap masakan, maka tanaman jahe sudah bisa ditanam pada umur kurang lebih 4 bulan dengan cara mematahkan sebagian rimpang dan sisanya dibiarkan sampai tua.
  • Apabila jahe untuk dipasarkan maka jahe dipanen setelah cukup tua. Umur tanaman jahe yang sudah bisa dipanen antara 10-12 bulan, dengan ciri-ciri warna daun berubah dari hijau menjadi kuning dan batang semua mengering. Misal tanaman jahe gajah akan mengering pada umur 8 bulan dan akan berlangsung selama 15 hari atau lebih.
  • Pemanenan jahe dilakukan dengan cara tanah dibongkar dengan hati-hati menggunakan alat garpu atau cangkul, diusahakan jangan sampai rimpang jahe terluka. Selanjutnya tanah dan kotoran lainnya yang menempel pada rimpang dibersihkan dan bila perlu dicuci. Sesudah itu jahe dijemur di atas papan atau daun pisang kira-kira selama 1 minggu. Tempat penyimpanan harus terbuka, tidak lembab dan penumpukannya jangan terlalu tinggi melainkan agak disebar.
  • Waktu panen sebaiknya dilakukan sebelum musim hujan. Pemanenan pada musim hujan menyebabkan rusaknya rimpang dan menurunkan kualitas rimpang sehubungan dengan rendahnya bahan aktif karena lebih banyak kadar airnya.

Distributor Nasa
Ainur Rohmah
Cp. 085236677855
Nasalumajang.blogspot.com
FB : NASALumajang

KESAKSIAN PRODUK NASA PADA TANAMAN PADI


KESAKSIAN TANAMAN PADI DI SLEMAN YOGYAKARTA

Nama Petani                               : Bp Tondo, Ketua Kelompok Tani Sri Rejeki
Lokasi Kebun                              : Desa Salakan, Trihanggo, Sleman, Jogjakarta
Luas  Tanaman                            :1 Ha
Jenis Padi                                   : Cihereng
Sistem Tanam                             : Sistem Jajar Legowo 6 : 1, jarak tanam 24 x 20
Produk Nasa yang digunakan        : SUPERNASA, POWER NUTRITION, GREENSTAR
                                                   PESTONA, NATURAL GLIO

Cara dan waktu aplikasi        :

Pemupukan I menggunakan 18 botol ( @ 250 gr / btl ) SUPERNASA dicampur dengan pupuk 100  kg Urea dan 200 Phonska ditambah 10 pak Natural GLIO  pada umur 15 – 20 hari setelah tanam
Pemupukan II menggunakan 6 botol ( @ 250 gr/btl )SUPERNASA dan 6 botol ( @ 500 gr/btl ) POWER NUTRITION dicampur dengan 50 Urea dan 100 kg Phonska pada umur 40 – 50 hari setelah tanam
Penyemprotan 1 sachet GREESNTAR + 10 tutup PESTONA per tangki pada umur 20 dan 40 hari setelah tanam

 

Perbandingan yang pakai NASA dengan yang tidak pakai NASA  :

Parameter Pakai NASA Tidak Pakai NASA
Vegetatif Daun Tebal, lebar dan hijau mengkilat Tipis dan kecil-kecil
Jumlah Anakan 30 18-20
Serangan Penyakit Berkurang Masih Banyak
Jumlah Bulir per Malai 260 150-200
Kualitas Gabah Lebih berbobot dan bernas Kurang bernas
Total Produksi 10,4 ton 8 ton



Analisa Ekonomi  per 0,5 HA

Jenis Kegiatan Pakai NASA Tidak Pakai NASA
1. Sewa Lahan 3.000.000 3.000.000
2. Benih, olah lahan 1.125.000 1.125.000
3. Pupuk Urea 150.000 150.000
4. Pupuk Phonska 210.000 210.000
5. Produk NASA 2.620.000 -
6. Total Biaya 5.085.000 4.485.000
                            Produk NASA yang dipakai  SUPERNASA, POWERNUTRITION, GREENSTAR,GLIO,PESTONA
                            senilai  Rp 600.000,00                        
   

Kesaksian Tanaman Semangka di Probolinggo


Distributor PT Natural Nusantara - Berikut di bawah ini adalah kesaksian langsung dari petani semangka yang menjelaskan tentang cara menggunakan Produk NASA dan campuran dari pupuk kimia, ini
Kesaksian Tanaman Semangka di Probolinggo
Nama Petani                              : Bp Saeful
Lokasi Kebun                            : Desa Karanggeger, Kec. Pejarakan, Kab. Probolinggo, Jatim
Luas  Tanaman                          : 0,4 Ha ( 4.000 m2)
Jenis semangka                         : Sun Flower
Umur Tanaman                         : 50 hari
Jumlah Populasi                        : 6.000 tanaman
Produk Nasa yang digunakan   :  POC NASA, HORMONIK

Cara dan waktu aplikasi

Penyemprotan 4 tututp POC NASA dicampur 1 tutup HORMONIK  per tangki setiap 1-2 minggu sekali
Pupuk Makro menggunakan ZA, TSP dan KCl total 4-5 kwintal


Perbandingan yang pakai Produk NASA dengan yang tidak pakai NASA  :

Catatan :
Hasil atau respon tanaman terhadap penggunaan produk NASA bisa bervariasi, karena sangat dipengaruhi oleh :
  • Kualitas benih/bibit (genetis tanaman).
  • Iklim (curah hujan, air, sinar matahari, kelembaban, suhu, dll).
  • Tingkat kesehatan tanaman (pengaruh hama dan penyakit tanaman).
  • Tingkat kesuburan tanah.
  • Pemupukan (tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat sasaran, dll)
  • Sistem pemeliharaan atau perawatan tanaman yang dilakukan.

Dolomit / Kapur Pertanian

Dolomit / Kapur pertanian, siap kirim k seluruh Indonesia.
Fungsi Dolomit :
Pertanian, menetralkan PH tanah.
mengurangi bau kotoran, menambah kalsium.

Daftar Blog Saya

Kontak Jodoh